Ketika 'Hoax' dan 'Buzzer' Membabi-buta di Facebook

Ironi, satu kata yang bisa saya gambarkan di era now. Indonesia krisis berita kredibilitas, terpercaya dan akurat.

Facebook, sebagaimana tempat utama untuk silaturahmi sesama teman lama di sosial media; malah dialih-fungsikan sebagai tempat menyebar Hoax (dibaca: hoks) dan Buzzer (dibaca: bəzər).

Yang sangat disayangkannya itu, mayoritas situs web yang menyebar Hoax didominasi oleh situs-situs berbasis Islam. Saya juga kurang tahu apakah admin dari situs tersebut benar-benar seorang muslim atau orang Non-muslim.

Kalau memang benar-benar seorang muslim, apakah orang tersebut bisa dikategorikan sebagai seorang munafik nggak sih?

Ketika 'Hoax' dan 'Buzzer' Membabi-buta di Facebook

Kalau memang si penulis merupakan orang Non-muslim, apakah mungkin niatnya ingin memecah belah umat Islam se-Indonesia? I dunno...

Pengertian Hoax


Hoax (dibaca: hoks) adalah cerita bohong, lelucon, olokan, memperdaya, menipu dan/atau mempermainkan.

Di dalam ilmu Jurnalistik, Hoax diartikan Berita Buatan atau Berita palsu (Fabricated News/Fake News), tidak benar yang menjurus pada pencemaran nama baik.

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBBI), Hoax diartikan "berita bohong". Kata sinonim dari Hoax ialah pratical joke, joke, jest, prank, trick.

Sebenarnya, fungsi atau tujuan Hoax adalah humor. Namun, Hoax bisa dijadikan sebagai alat propaganda dengan tujuan politik, seperti pencemaran nama baik, pencitraan, baik itu individu maupun kelompok.

Pengertian Buzzer


Secara harfiah, definisi Buzzer (dibaca: bəzər) adalah dengungan, bel, atau lonceng listrik.

Dalam konteks informasi Internet, Buzzer diartikan sebagai seseorang yang berusaha mempengaruhi orang lain agar opininya didengarkan, dipercayai, dan membuat orang bereaksi setelahnya.

Mereka, pihak-pihak yang mempunyai banyak duit, sengaja membuat media propaganda. Yang namanya propaganda, kebenaran dan akurasi informasi bukan acuan.

Ketika 'Hoax' dan 'Buzzer' Membabi-buta di Facebook


Setelah sobat mengetahui definisi Hoax dan Buzzer yang sebenarnya, apa yang harus dilakukan adalah waspada.

Hoax dan Buzzer yang bertebaran di sosial media Facebook umumnya berupa artikel, gambar, dan terkadang video.

Artikel yang terkesan mengandung Hoax dan Buzzer, biasanya dipublikasikan dari situs atau website yang tidak terdaftar di Dewan Pers Online.

Bagi yang belum tahu, Dewan Pers merupakan sebuah lembaga independen di Indonesia yang berfungsi untuk mengembangkan dan melindungi kehidupan pers di Indonesia.

Beberapa situs berita dan informasi yang terdaftar, tersertifikat dan diakui oleh Dewan Pers, diantaranya adalah Merdeka, SindoNews, Kompas, Republika, dll.

Jika sewaktu-waktu sobat ragu terhadap sebuah situs yang menyebarkan berita dan informasi, tentang apakah artikelnya itu benar atau tidak sehingga ditemukan "kredibilitas"-nya, silakan cari di Dewan Pers Online.

Jika tidak terdaftar, sudah pasti itu Hoax.

Ciri-Ciri Situs penyebar Hoax dan Buzzer


Di bawah ini ada beberapa ciri-ciri atau kriteria situs penyebar Hoax dan Buzzer, diantaranya adalah:

  • Situs tersebut tidak terdaftar atau tidak tersertifikasi oleh Dewan Pers sebagaimana mestinya
  • Tidak memiliki alamat Redaksi
  • Jika pun ada, setelah di cek alamatnya ternyata tidak tersedia; dipastikan itu Hoax
  • Tidak tersedianya halaman About (Tentang Kami), Contact (Kontak), Sitemap (Daftar Isi), Redaksi, dll
  • Situs penyebar Hoax umumnya menggunakan Blogger karena biayanya yang murah dibandingkan WordPress self hosting
  • Masih menggunakan domain gratis, seperti Blogspot .Com atau Wordpress .Com
  • Penulis artikel yang disamarkan, baik namanya (disembunyikan) maupun fotonya yang ditiadakan
  • Seterusnya, seterusnya, dan seterusnya...

Itulah sedikit dokumentasi pribadi saya tentang "Ketika 'Hoax' dan 'Buzzer' Membabi-buta di Facebook". Untuk sumber referensi, sila daftar pustaka di bawah ini:

https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Pers
http://www.romelteamedia.com/2016/11/media-sosial-indonesia-darurat-hoax-buzzer.html
http://romeltea.com/pengertian-hoax-dan-ciri-cirinya/
Share To:

Arief Ghozaly

Post A Comment:

0 comments so far,add yours